Inovasi kerap lahir dari keinginan untuk membuat hidup lebih mudah atau sekadar tampil berbeda. Di tengah maraknya konsol handheld dan PC gaming portabel, Samsung mencoba menghadirkan pendekatan baru dengan menggabungkan teknologi ponsel lipatnya ke dalam konsep konsol genggam. Hasilnya adalah purwarupa bernama Flex Gaming, yang pertama kali dikenalkan pada ajang MWC25 di Barcelona.
Sekilas, desain dari perangkat ini mengingatkan pada konsol hybrid milik Nintendo, yaitu Switch. Namun yang membedakannya adalah keberadaan engsel vertikal yang memungkinkan perangkat ini dilipat seperti seri Z Fold milik Samsung. Pada bagian layarnya tampak garis lipatan, tanda adanya teknologi layar fleksibel yang menjadi ciri khas lini ponsel lipat mereka.
Samsung juga merancang detil kecil yang cukup menarik, seperti lubang khusus di sisi D-pad kanan dan kiri. Tujuannya agar analog stick dari sisi seberangnya dapat masuk dengan pas saat perangkat dilipat, menjaga agar lipatan tertutup sempurna tanpa merusak komponen.
Meski ide ini terbilang inovatif, muncul pertanyaan siapa sebenarnya target pengguna dari perangkat ini. Sebab, para gamer handheld biasanya tidak memprioritaskan fitur lipat, apalagi jika hal tersebut meningkatkan risiko kerusakan. Selain itu, masa pakai handheld umumnya lebih panjang dibandingkan smartphone, yang bisa jadi tantangan tersendiri bagi perangkat dengan layar lipat.
Apakah Samsung akan mewujudkan Flex Gaming sebagai produk komersial atau hanya sekadar purwarupa? Waktu yang akan menjawab.