Samsung Flex Gaming: Terobosan Unik Handheld Lipat ala Switch

Inovasi kerap lahir dari keinginan untuk membuat hidup lebih mudah atau sekadar tampil berbeda. Di tengah maraknya konsol handheld dan PC gaming portabel, Samsung mencoba menghadirkan pendekatan baru dengan menggabungkan teknologi ponsel lipatnya ke dalam konsep konsol genggam. Hasilnya adalah purwarupa bernama Flex Gaming, yang pertama kali dikenalkan pada ajang MWC25 di Barcelona.

Sekilas, desain dari perangkat ini mengingatkan pada konsol hybrid milik Nintendo, yaitu Switch. Namun yang membedakannya adalah keberadaan engsel vertikal yang memungkinkan perangkat ini dilipat seperti seri Z Fold milik Samsung. Pada bagian layarnya tampak garis lipatan, tanda adanya teknologi layar fleksibel yang menjadi ciri khas lini ponsel lipat mereka.

Samsung juga merancang detil kecil yang cukup menarik, seperti lubang khusus di sisi D-pad kanan dan kiri. Tujuannya agar analog stick dari sisi seberangnya dapat masuk dengan pas saat perangkat dilipat, menjaga agar lipatan tertutup sempurna tanpa merusak komponen.

Meski ide ini terbilang inovatif, muncul pertanyaan siapa sebenarnya target pengguna dari perangkat ini. Sebab, para gamer handheld biasanya tidak memprioritaskan fitur lipat, apalagi jika hal tersebut meningkatkan risiko kerusakan. Selain itu, masa pakai handheld umumnya lebih panjang dibandingkan smartphone, yang bisa jadi tantangan tersendiri bagi perangkat dengan layar lipat.

Apakah Samsung akan mewujudkan Flex Gaming sebagai produk komersial atau hanya sekadar purwarupa? Waktu yang akan menjawab.

Switch 2 Siap Rilis, Nintendo Gunakan DLSS dan Ray Tracing untuk Performa Lebih Ciamik

Nintendo akhirnya memperkenalkan secara resmi konsol generasi terbarunya, Switch 2, yang dijadwalkan meluncur pada Juni mendatang. Meskipun belum banyak rincian teknis yang diungkap ke publik, satu hal yang sudah dikonfirmasi adalah penggunaan chip dari NVIDIA serta dukungan teknologi upscaling AI DLSS. Informasi ini disampaikan langsung oleh Takuhiro Dohta, selaku Senior Director Programming Management Group dari Divisi Pengembangan dan Perencanaan Hiburan Nintendo. Ia menjelaskan bahwa penggunaan DLSS bertujuan untuk mendukung pengembangan game, terlebih karena Switch 2 memiliki kemampuan output hingga resolusi 4K saat disambungkan ke televisi. Menariknya, Nintendo memberikan kebebasan bagi para pengembang untuk memilih antara menampilkan game dalam resolusi native atau menggunakan teknologi upscale. Selain DLSS, konsol ini juga akan mendukung fitur Ray Tracing, sebuah teknologi grafis yang sebelumnya belum pernah ada di lini Switch. Kendati demikian, Nintendo belum bersedia mengungkap versi spesifik dari DLSS yang digunakan maupun generasi GPU NVIDIA yang ditanamkan dalam perangkat tersebut. Mereka menegaskan bahwa fokus utama bukan pada spesifikasi teknis, melainkan pada nilai pengalaman bermain yang diberikan kepada konsumen. Nintendo tampaknya lebih memilih menjaga rahasia spesifikasi hingga waktu yang dianggap tepat, dan menyiratkan bahwa kemungkinan besar NVIDIA sendiri yang akan mengungkap detail lebih lanjut. Dengan segala inovasi ini, kehadiran Switch 2 dipastikan jadi momen yang dinanti para penggemar.