Xepher, seorang pemain profesional Dota 2 asal Indonesia, membocorkan informasi mengenai gaji pemain di tim-tim Southeast Asia (SEA). Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa gaji pemain Dota 2 di kawasan ini bervariasi antara Rp16 juta hingga Rp194 juta per bulan, tergantung pada pengalaman dan prestasi masing-masing pemain.
Xepher menjelaskan bahwa perbedaan gaji ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk reputasi tim, posisi pemain dalam tim, dan hasil yang dicapai dalam turnamen. Pemain yang berada di tim tier 1 biasanya mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bermain di tim tier 2 atau 3. Hal ini mencerminkan dinamika industri esports yang terus berkembang dan kompetitif.
Selain gaji bulanan, pemain Dota 2 juga mendapatkan penghasilan tambahan dari hadiah turnamen. Xepher menambahkan bahwa tim yang berhasil meraih prestasi tinggi dalam kompetisi internasional dapat meningkatkan pendapatan pemain secara signifikan. Misalnya, pemain yang berpartisipasi dalam turnamen besar seperti The International berpotensi mendapatkan bonus besar dari hadiah yang dibagikan.
Dalam konteks lebih luas, gaji pemain Dota 2 di SEA menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Sebagai perbandingan, Xepher menyebutkan bahwa beberapa rekan seprofesinya di game lain seperti PUBG Mobile dan Free Fire juga mendapatkan gaji yang kompetitif. Namun, Dota 2 tetap menjadi salah satu game dengan potensi penghasilan tertinggi bagi para profesional.
Dengan informasi yang dibocorkan oleh Xepher, semakin jelas bahwa karir sebagai pemain Dota 2 profesional di SEA menawarkan peluang finansial yang menjanjikan. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penting bagi industri esports di kawasan ini, dengan lebih banyak talenta muda yang bermunculan dan berpotensi meraih kesuksesan. Semua mata kini tertuju pada bagaimana perkembangan karir para pemain ini dan dampaknya terhadap ekosistem esports di Indonesia dan Asia Tenggara.